20 Desember 2008

I love u kerupuk jengkol!


Hari ini saya begitu bahagia. Bukan karena weekend, atau menjelang liburan, tapi karena sejak 3 hari yang lalu, kerupuk jengkol yang selalu saya rindukan akhirnya kembali hadir dalam hidupku. Sekarang setiap pagi mang emid selalu membawakan pesanan rutinku itu. karena kerupuknya masih mentah, jadi harganya lebih murah, cuma Rp.2000. tapi kalau digoreng jadi jauh lebih banyak dari beli kemasan di warung. Lumayan...

Berbicara tentang kerupuk jengkol memang ga ada matinya. makhluk ini adalah salah satu anggota himpunan kerupuk. tapi bagi saya, walaupun sama-sama kerupuk, inilah kerupuk yang paling hebat. Saya yakin, banyak orang juga suka kerupuk jengkol.

Kenapa saya suka kerupuk jengkol?

Ini pertanyaan yang awalnya sulit saya carikan jawabannya. Secara fisik tidak ada kelebihan, karena bentuknya hanya berupa elips yang mengalami chaos. secara warna juga tidak terlalu istimewa. malah kesannya "rumeuk". Tapi mungkin karena rasanya dan fungsinya sebagai penambah nafsu makan, saya jadi ketagihan.

saya tidak bisa mengingat persis kapan saya mulai ketagihan kerupuk jengol. walaupun itu bisa dilacak dengan menghitung jumlah zat kerupuk jengkol dalam tubuh saya, tapi saya tidak akan melakukannya. yang pasti, waktu saya kecil, saya sudah ketagihan. saya ingat selalu membeli kerupuk jengkol di warung pa Anib. Harganya Rp. 50

kerupuk jengkol memang makanan favorit saya, tapi justru saya tidak suka jengkol. saya tidak siap dengan resiko yang ditimbulkannya. Seperti juga ketidaksukaan saya dengan durian. saya tidak bisa menerima bau mereka. suka menimbulkan mual-mual dan pusing. kalau kerupuk jengkol justru bisa menghilangkan mual. Rasanya tidak seperti kerupuk biasa, gurih dan kalau kata bahasa prancisnya itu tidak "giung". malahan kalau dikasih pilihan antara kerupuk jengkol dan daging, saya akan memilih kerupuk jengkol.

Hidup kerupuk jengkol!

Label:

diposting oleh Suparman @ 07.58  

2 Komentar:

Posting Komentar

Berlangganan Posting Komentar [Atom]

<< Beranda